Jono
walau ada saja kejadian yang bikin sebal"
“JONNOOOO……” teriak Arin lantang
Belum ada satu jam semenjak kedua orang tua Arin pamit, Arin berteriak lantang melihat dapur yang awalnya bersih kinclong menjadi berantakan
Dengen jengkel Arin pun memarahi Jono dan ia angkat Jono ke kamarnya. Arin pun membersihkan dapur sembari mengomel. Namun demikian, tak seberapa lama setelah ia selesai membersihkan dapur. Alangkah kagetnya ia melihat kamar yang tadinya rapi menjadi berantakan.
“JONOOOOO……” Arin kembali berteriak dan Jono kembali kena marah
Terlihat muka Jono hanya bisa tertunduk pasrah. Dengan muka yang sebal dan penuh omelan, Arin pun memindahkan Jono ke ruang tamu. Walau malas, ia tetap bersihkan kamar Jono.
Setelah beres Arin pun pergi ke ruang tamu, namun sosok Jono tak bisa ia temukan, Arin pun mulai panik sembali mencari di sekeliling rumah. Tidak cukup dapur dan kamar, kali ini Arin melihat giliran kamar mandi yang terlihat seperti kapal pecah.
Arin tidak pernah menyangka kalau Jono akan berani membuat berantakan kamar mandi, karena kamar mandi di rumah hanya satu dan Ibu pernah memarahi Jono karena membuat berantakan kamar mandi.
Kesabaran Arin pun habis, ia kunci Jono dari luar ruangan dan ia marah-marah dari sisi ruangan. Mengetahui dirinya tidak dapat keluar. Jono pun mulai menangis meraung-raung. Tapi Arin tak peduli dan ia pun memberikan ultimatum.
“Mbak nggak mau tau ya, Jono yang berantakin Jono yang harus bersihin” ujar Arin dengan nada sebal.
“Kalau Jono nggak beresin, Jono nggak bakal Mbak bukain sampai malam” ujarnya sekali lagi
Tentu saja Arin tidak bersungguh-sungguh, tujuan Arin hanya ingin memberi Jono pelajaran. Arin pun mengunci Jono dan pergi menonton TV. Setelah kurang lebih satu jam berlalu Arin pun membuka kunci kamar mandi.
Namun hal yang dia lihat amat sangat di luar dugaan. Kamar mandi yang tadinya seperti kapal pecah sekarang justru terlihat bersih bersinar, bahkan lebih bersih dibandingkan sebelumnya. Ia amati lagi, terlihat Jono sedang tertidur pulas di pojok ruangan
Sembari tersenyum, Arin pun menghampiri Jono dan membangunkannya.
“Jono, pinter deh” ujar Arin dengan tersenyum
Melihat baju Jono yang kotor dan penuh keringat Arin pun segera memandikan Jono dan membawanya ke kamar untuk tidur. Terlihat Jono tidur dengan pulasnya.
Hari ini sungguh melelahkan. Namun Arin merasa senang karena Ia berhasil mengajarkan Jono terkait arti tanggung jawab.
“Nanti aku mau puji Jono lagi ah” ujar Arin dalam hati
Badan Arin terasa lengket oleh keringat. Benar saja, ketika bercermin terlihat betapa kucel-nya ia saat ini. Arin pun memutuskan untuk mandi. Selagi menggosok gigi ia lihat sekeliling dan berpikir betapa bersihnya kamar mandi saat ini.
Setelah mandi Arin pun menuju kamar Jono. Ia buka pelan-pelan pintu kamar, namun Jono sepertinya mendengar suara tersebut dan sayup-sayup mulai terbangun.
“Jono…., Jono pinter deh udah bisa bersihin kamar mandi sendiri” ujar Arin sembari tersenyum dan memeluk Jono
Mendengar hal itu Jono pun tersenyum senang. Ia ia pun mulai bercerita panjang lebar tentang betapa susahnya ia membersihkan kamar mandi tersebut. Arin pun hanya mendengarkan sambil tersenyum, di dalam hatinya ia amat bangga dengan Jono.
“Mbak tau nggak. Yang paling susah itu bersihin kotoran yang ada di sela-sela toilet, soalnya sikat yang biasa dipakai kebesaran. Untung Jono lihat sikat gigi Mbak jadi bisa nyangkau bagian itu” ujar Jono sembari tersenyum seru
Mendengar hal itu mata Arin pun terbelalak
“JONNOOOOOOOOOOOOO……..” ujar Arin berteriak sekencang-kencangnya
Tidak ada komentar